Minggu, 28 Februari 2016

Morfologi dan Anatomi Kodok/ Bufo sp (Hewan Amphibi)

Ciri morfologi dan anatomi kodok (Bufo sp) termasuk hewan amphibi yaitu mempunyai tubuh diselubungi kulit yang berlendir, meerupakan hewan berdarah dingin (poikilotem), mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruang yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang diebut membrane niktilans yang sangat berfungsi waktu menyelam. Pernapasan saat masih kecobang berupa insang dan setela dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit, hidingnya mempunyai katup yang mencegah air yang masuk kedalam rongga mulut ketika berenang, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantang diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal (Djuanda, 1982). Tubuh amphibia khususnya katak terdiri dari kepala, badan, dan leher yang belum tampak jelas. Sebagian kulit, kecuali pada tempat-tempat tertentu terlepas dari otot yang ada dalamnya, sehingga bagian dalam tubuhnya berupa rongga-rongga yang berisi cairan limpa subkutan (Djuanda, 1982).


1.1 Morfologi Kodok
morfologi kodok Bufo sp
Morfologi kodok (Bufo sp)

Pengamatan secara morfologi pada kodok, telah ditemukan bagian-bagian antara lain lubang hidung bagian luar (nares eksterna), mata, membrane thympanium, valvebra superior, valvebra inferior,falangs,radius ulna,humerus, femur, tibia fibula, metatarsal, kloaka, karpal,tarsal, lidah, maxilla dan mandibula (tim penyusun, 2012). Kodok ini terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan anggota depan belakang (ekskrimitas anterior dan posterior).  Dari morfologi, dapat dibedakan kodok jantan dan kodok betina karena kodok jantan tubuhnya lebih kecil, pada kaki depan terdapat bantalan kawin (nuptial flight yang berfungsi untuk menekan tubuh betina seta memberi tanda apabila jantan akan mengeluarkan spermatozoa), dan pada bagian rahang bawah (mandibula) terdapat sepasang noda hitam yang menandakan bahwa katak jantan mempunyai sepasang kantung suara (saccus vocalis), yang berfungsi sebagai resonansi suara. (tim penyusun, 2012)
  • Kulit (Integument): Kulit katak selalu basah karena adanya sekresi kulit yang banyak sekali. Kulit juga mudah dilepas dari tubuhnya karena diantara kulit dan otot terdapat delapan macam kantung-kantung limpa atau saccus limphaticus yaitu saccus limphatycus dorsalis, submandibularis, pectoralis, abdominalis,lateralis, rachialis, dan crucalis. Bagian punggung disebut bagian dorsalis, bagian perut disebut ventralis.(tim penyusun, 2012). 
  • Mulut (Rima oris): Terdapat pada ujung anterior, lebar dan berfungsi untuk menangkap mangsa dengan bantuan lidah yang berlendir. (tim penyusun, 2012)
  • Lubang hidung (Nares eksterna-nares anterior): Merupakan sepasan lubang kecil yang terdapat diatas mulut dan lubang ini berhubungan dengan rongga mulut melelui hidung dalam (nares interna – nares posterior = choanae). (tim penyusun, 2012).
  • Mata (organon visus): Mata menonjol dan dilindungi oleh dua kelopak mata yang tidak dapat bergerak, bagian atas disebut valvebra superior, bagian bawah  disebut valvebra inferior serta kelopak mata ketiga berupa selaput bening yang dapat digerakkan dari bawah keatas disebut membrane nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air. (tim penyusun, 2012)
  • Telinga (membrane thympanium): Merupakan gendang pendengaran yang berfungsi untuk menerima getaran suara, terletak caudal dari mata dan pada bagian permukaan. Pada telinga tidak terdapat daun telinga (pinna auricularis). (tim penyusun, 2012) 
  • Alat gerak (kaki depan – kaki belakang): Kodok jantan tubuhnya lebih kecil, pada kaki depan terdapat bantalan kawin (nuptial flight) yang berfungsi untuk menekan tubuh betina serta memberi tanda apabila jantan akan mengeluarkan spermatozoa. Seekor katak didarat bertopang pada sepasan kaki depan, sedangkan kaki belakan terlipat pada sisi tubuhnya. Kalau melompat, kaki belakang akan diluruskan dengan bantuan tendon achiles.  bila di air, kaki ini digunakan untuk mengayuh kuat dengan bantuan selaput renangnya, sehingga tubuhnya dapat maju kedepan. (tim penyusun,2012).
1.2 Anatomi Kodok 
Anatomi kodok (Bufo sp)
Anatomi kodok (Bufo sp)

Pada pengamatan secara anatomi kodok, telah ditemukan organ-organ antara lain adalah jantung (cor), hati (hepar), paru-paru (pulmo), kantung empedu (vesica vellea), pancreas (pancreas), lambung (ventriculus), kerongkongan (esofagus), usus 12 jari, usus halus (intestinum), usus besar (rectum), ginjal (ren), pericardium (selaput tipis pembungkus jantung), kloaka.
  1. System Pencernaan: Pada pengamatan saluran pencernaan, ada bagian halus yang disingkirkan agar mudah diamati dari esophagus sampai ke muara kloaka, saluran pencernaan ini terdiri dari : (a). Rongga mulut (rima oris): Rongga mulut merupakan tempat makanan masuk pertama kali. Terdapat faring yang merupakan organ pendek dan sempit yang merupakan lanjutan dari rongga mulut. Kemudian ada bagian kerongkongan (esophagus) yang biasa disebut sebagai usus penelan. (anonym 2010). (b). Lambung (gaster): Lambung terletak disebelah kiri dari rongga tubuh. Mempunyai dinding yang tebal yang merupakan tempat menampung makanan. Makanan yang masuk kedalam rongga ini mulai dicerna. Bagian interior disebut cardia, bagian tengah disebut fundus dan bagian posterior yang agak sempit disebut pylorus. (anonym2010). (c). Usus halus (intestinum): Usus halus marupakan bagian setelah pylorus berliku-liku. Bagian interior setelah pillorus disebut duodenum. Usus halus ini tidak berdiri sendiri tetapi digantung oleh selaput tipis yang disebut inesentrium. Pada duodenum terdapat muara saluran pelepasan dari hati dan pancreas yang dissebut ductus choledachus (anonym 2010). (d). Usus kasar (rectum): Usus kasar merupakan lanjutan dari usus halus dan tempat sisa hasil metabolism dari makanan dan bermuara ke kloaka.
  2. Kelenjar Pencernaan: Hati (hepar) merupakan organ yang terletak posterior dari jantung. Terdiri dari tiga lobus, terdapat kantung empedu (vesica vellea) ada lobus kanan hati. Hati menghasilkan cairan empedu yan dihasilkan oleh sel-sel hati dan disimpan dalam kantung empedu melalui ductus hepaticus. Bila diperlukan, maka empedu akan dikeluarkan dari kantung empedu melalui duscus cysticus dan akan bermuara melalui duscus choledachus (tim penyusun, 2012). Pancreas (pancreas) marupakan organ yang tipis, berwarna kuning muda dan terletak pada mesentrium yang terdapat diantara lambung dan duodenum. Pancreas menghasilkan enzim pancreas dan dikeluarkan melalui ductus pancreates dan dilanjutkan ke ductus choledachus dan bermuara di duodenum (tim penyusun, 2012). Limpa merupakan organ yang berwarna merah tua, terletak diantara intestinum dan sebenarnya tidak termasuk kedalam system pencernaan, tetapi ada hubungannya dengan system peredaran darah. Selain ketiga organ yang disebutkan, masih terdapat kelenjar pencernaan yang terdapat di esophagus, lambung dan usus, tetapi kelenjar ini hanya dapat dilihat dibawah mikroskop (tim penyusun, 2012). 
  3. System Respirasi (pernapasan): Paru-paru (pulmo) merupakan dua buah kantong yang elastic. Permukaan bagian dalam mengandung banyak lipatan untuk mempeluas permukaan respirasi. Pulmo pada kodok berhubungan kangsung dengan laring, dan laring berhubungan langsung dengan rongga mulut melalui celah auditus laryngis atau glotis. (tim penyusun, 2012). Kulit (integument) sering digunakan oleh kodok untuk membantu system respirasi melalui pembuluh vena cutunea inagra yang tersebar dibagian dalam kulit untuk mempermudah difusi oksigen dan karbon dioksida melalui darah. (tim penyusun, 2012). System respirasi pada kodok terjadi dalam beberapa fase yaitu : (a). Aspirasi yaitu cavum oris menutup, otot submandibularis mengalami relaksasi , sementaara otot strerrophyodeus  berkontraksi sehingga cavum oris membesar dan memungkinkan undara masuk melalui nares eksterna atau nares interior. (tim penyusun, 2012). (b). Inspirasi yaitu nares tertutup oleh kutub, diikuti oleh kontraksi otot submandibularis dan geniohyoideus, akibatnya cavum oris mengecil dan udara masuk ke laringnya melalui glotis (aditus laryngis) dan kemudian pulmo mengembang. (Tim penyusun, 2012). (c). Ekspirasi yaitu otot submandibularis mengalami relaksasi sedangkan otot sternnohyodeus  dan otot-otot perut mengalami kontraksi yang mengakibatkan udara yang ada di dalam pulmo keluar. Atau glotis menututup, nares terbuka,, sementara otot submandibularis dan otot geniohyoideus berkontraksi dan mengakibatkan cavum oris menyempit dan udara dihembuskan keluar pulmo. (tim penyusun, 2012).
  4. System urogenitalia: System uroginetalia merupakan system yang saling berkaitan, yaitu system ekskretoris (pengeluaran) dan system genital (kelamin). System ekskretoris terdiri dari ginjal (ren), ureter (ductus), dan kantung urine (vesica urinaria). Ginjal adalah sepasang organ dalam yang berwarna merah kecoklatan dan terletak pada bagian dasar rongga tubuh, disebelah kanan dan kiri dari tulang vertebrata. Pada permukaan vential pada ren terdapat kelenjar adrenal (grandula suprarenalis), merupakan kelenjar endokrin yang dapat menghasilkan hormone adrenalin. (anonym, 2010). Ureter adalah mesonerfos atau ductus wolfii dan merupakan sepasang saluran yang keluar dari tepi lateral dari ginjal, tempat lewat urine  dan akan ditampung pada kantung urine (vesica urinaria). Khusus pada jantan digunakan juga untuk lewatnya spermatozoa yang dihasilkann oleh testis melalui vasa diferentia kemudian masuk  kedalam ureter pada bagian bawah dan masuk kedalam vesica urinaria. Oleh ssebab itu disebut juga sebagai ductus urospematicus. (tim penyusun,  2012). Kantung urine mempunyai dinding yang tipis, terletak ventral dari rectum dan bermuara ke kloaka. Sedangkan system genitalia terdiri dari alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Alat kelamin betina terdapat ovarium yang merupakan sepasang kantung besar yang mengandung sel-sel telur, dan bila bengkak akan menutup semua bagian abdomen seta dilindungi oleh selaput tipis mesovarium. Sel telur yang sudah matang akan memecahkan  dinding ovarium dan dengan bantuan silia seta otot abdomen, telur-telur tersebut didorong kedepan menuju ostium tubae atau ostium abdominate yang terletak dikiri dan kanan esophagus dan merupakan pangkal dari saluran telur. (tim penyusun, 2012). Saluran telur (oviduct) adalah sepasan berliku-liku dan berwarna putih. Telur-telur yang matang tadi akan masuk kedalam oviduct, dan sebelum bermuara ke kloaka akan masuk terlebih dahulu ke ovisac (oviduk yang  telah mengalami pelebaran) atau lazimnya disebut uterus atau rahim. Uterus merupakan tempat penyimpanan sementara sel telur sebelum keluar dari tubuh karena fertilisasi (pembuahan). Pada kodok, pembuahan yang terjadi adalah pembuahan eksternal atau diluar tubuhh induk betina dengan bantuan air. Badan-badan lemak (corpus adiposum) menyerupai tangan atau daun berwarna kekuningan, terletak diatas ginjal dan berisi makanan cadangan yang digunakan pada musim kawin. (tim penyusun,2012). Sedangkan alat kelamin jantan terdapat sepasan testis yang berbentuk bulat memanjang dan berwarna putih kekuningan. Spermatozoa dihasilkan oleh jaringan testis yang  dolindungi oleh selaput mesorchium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vase differentia menyusuri bagian lateral dan ren. (tim penyusun, 2012). Vase differentia berupa saluran-saluran halus dari testis serta melalui mesorchium, selanjutnya  akan bermuara ke ductus urospermaticus. Ductus urospermaticus merupakan bagian caudal dari ductus urospermaticus, serta penyimpanan terakhir spermatozoa sebelum keluar dari tubuh. (tim penyusun, 2012). 
  5. System peredaran darah: Untuk mempelajari system peredaran darah, sebaiknya digunakan hewan baru atau hewan yang sudah diawetkan, dengan pewarna lateks yang berbeda. Letakkan hewan pada bagian dorsal pada papan bedah kemudian kulitnya dibuka vena cutanea magna yang terletak pada kulit yang rusak. Pada kodok, ada beberapa organ yang berfungsi untuk mendukung system peredaran darahnnya natra lain adalah jantung, conus arteriosus, truncus arteriosus, sinus venosus, vena iliaca interna, vena renalis adveheter, vena cava posterior dan juga limfa. (tim penyusun, 2012). Jantung (cor) terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel, atrium sinistra, menerima darah dari vena pulomalis, atrium dekstra menerima darah dari sinus venosus. Ventrikel berdinding tebal, adanya trabeculae (penonjolan) dari otot jantung (miokardium). (tim penyusun, 2012). Conus arteriosus mempunyai letak yang miring kearah kiri, berwarna putih serta menerima  darah dari cor. (tim penyusun, 2012). Truncus arteriosus merupakan lanjutan  dari conus arteriosus, bagian distalnya bercabang dua kearah kiri dan kanan. (timp enyusun, 2012). Sinus venosus  adalah salah satu bagian dari jantung yang berfungsi untuk menampung darah. System peredaran darah arteri terdiri dari system peredaran darah arteri dan system peredaran darah vena yang terdiri dari vena langsung dan system peredaran darah tidak langsung. (tim penyusun, 2012). Vena iliaca interna mengalirkan darah dari vena iliaca interna dengan vena iliaca eksterna yang mengalirkan darah menuju ren. (tim penyusun, 2012). Vena renalis adveheter (lima pasang) pembuluh pendek yang datang dari portase menuju ren. (tim penyusun, 2012). Vena cava posterior menerima dari cospus adiposum, gonad dan ren melalui vena renalis revehetes. (tim pennyusun, 2012). Selain system peredaran darah, pada kodok juga terdapat limfa yang berfungsi untuk mengembalikan plasma darah kembali ke jantung melalui pembuluh vena (penuntun praktikum biodas, 2012).
 1.3 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa morfologi katak (Rana cancarovora) dan kodok (Bufo sp) berbeda, sedangkan pada anatominya sama. Perbedaan morfologi antara katak (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp) yaitu katak bertubuh langsing sedangkan kodok bertubuh gemuk. Kulit katak halus dan berlendir sedangkan kodok Kulitnya kasar dan kering. Katak dapat melompat lebih jauh atau lebih tinggi daripada kodok karena  kaki belakangnya lebih  panjang daripada kodok. Tempat tinggalnya basah karena  tubuh katak  harus selalu basah sedangkan kodok tidak dapat melompat jauh atau lebih  tinggi  dari katak karena kaki belakangnya lebih pendek daripada  katak.Tempat tinggalnya lebih kering daripada tempat tinggal katak. Pada kodok (Bufo sp) struktur kulitnya kasar, kering, memiliki jembatan orbital, memiliki tonjolan, kakinya pendek, tidak memiliki selaput mata. Pada katak (Rana cancrivora) memiliki kulit yang lembab, permukaan kulitnya halus, tidak memiliki tonjolan, tidak memiliki jembatan orbital, memiliki selaput mata, memiliki membran timpani, dan kakinya panjang.
Sedangkan pada anatominya sama yaitu mempunyai : kerongkongan (esofagus), paru-paru (pulmo), hati (hepar), jantung (cor), empedu, rektum, lambung (gaster), saluran urogenitalia, usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum carsum), ginjal (ren).

DAFTAR PUSTAKA
  1. Rahmad. 2013. Artikel Kodok. http://rahmatsophyan.blogspot.co.id/2013/01/artikel-kodok.html. Diakses Pada Tanggal 17 Januari 2015.
  2. Ally. 2014. Laporan Praktikum Amphibia. http://allysuharli.blogspot.co.id/2014/12/laporan-praktikum-amphibia-katak-sawah.html. Diakses Pada Tanggal 17 Januari 2015.
  3. Anonim, 2013. Sistem Reproduksi Katak. (online), (www.google.com, Diakses pada tanggal 28  Juli 2013).
  4. Anonim 1, 2013. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (Online), (Http://Amfibi
  5. Dunia.wordpres.com, Diakses pada tanggal 31 Juli 2013).
  6. Anonim 2, 2013. Amfibi. (Online), (Http://Id.wikipedia.org/wiki/kodok dan katak.com, Diakses pada tanggal 31 Juli 2013).
  7. Arie, Usri. 1999. Pembibitan dan Perbesaran Bullfrog. Penebar Swadaya, Jakarta.
  8. Djuanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Amico,Bandung.
  9. D.A Pratiwi, dkk. 2006. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
  10. Holmes, S.J. 1928. The Biology of The Frog. The Mac Millan, New York.
  11. Jasin, Maskoeri, 1994. Zoology Vertebrata. Surabaya. Sinar Wijaya.
  12. Radiopoetro, 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
  13. Sainab, 2011. Penuntun Praktikkum  Biologi Umum. Majene: Jurusan Biologi FKIP Unsulbar.
  14. Saktiono, 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga.
  15. Susanto, Heru. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
  16. Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi. FMIPA UNM. 

Morfologi dan Anatomi Kodok/ Bufo sp (Hewan Amphibi) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

1 komentar: